LABUSEL - BOS : Raibnya bahan material RKB Sekolah SDN 116869 Perkebunan Batang Saponggol masih misteri. Pasalnya Kepala Sekolah, Elisafiah, S.Pd yang hendak dikonfirmasi jarang masuk kerja, Selasa (20/11/2018).
Menurut informasi, pembangunan dan rehab sekolah berasal dari CSR PT Milano (Wilmar Grup) berupa pembangunan 3 ruang kelas,1 ruang kantor guru, 2 MCK, 1 kantin sekolah dan pagar sekolah. Namun sayang, bahan material seperti seng dan kayu hasil bongkaran bangunan sekolah lama raib tanpa jejak hingga menimbulkan tanda tanya guru dan warga.
Berulangkali wartawan yang hendak mempertanyakan hal tersebut kepada Kepala Sekolah, Elisafiah, S.Pd tidak pernah berada ditempat. Ironisnya para guru dan staff selalu mengatakan bahwa Kepala Sekolah sedang rapat.
"Kepsek gak ada, rapat," ujar salah seorang guru yang namanya enggan disebutkan.
Dilokasi berbeda, ketika dikonfirmasi ke Dinas Pendidikan Labuhanbatu Selatan, Syahrul Tanjung melalui Kabid Romali menegaskan bahwa jika benar adanya kehilangan tersebut, Kepala Sekolah harus bertanggung jawab.
"Jika memang hal itu benar hilang, kepala sekolah harus bertanggung jawab," tegas Romali.
Ketua DPD LSM Obor Monitoring Citra Independen (OMCI) Sumatera Utara, Maniur Manalu yang dimintai tanggapannya mengatakan bahwa guru dan Kepsek tidak punya hak menyentuhnya karena itu milik negara dan dikumpulkan ke kantor dinas.
"Jika memang mau di jual diadakan pelelangan, bukan menggasaknya, Kepala Dinas pendidikan Labuhanbatu selatan harus bertanggung jawab akan hal ini, bukan membiarkanya," jelasnya. (Sulaiman)
Menurut informasi, pembangunan dan rehab sekolah berasal dari CSR PT Milano (Wilmar Grup) berupa pembangunan 3 ruang kelas,1 ruang kantor guru, 2 MCK, 1 kantin sekolah dan pagar sekolah. Namun sayang, bahan material seperti seng dan kayu hasil bongkaran bangunan sekolah lama raib tanpa jejak hingga menimbulkan tanda tanya guru dan warga.
Berulangkali wartawan yang hendak mempertanyakan hal tersebut kepada Kepala Sekolah, Elisafiah, S.Pd tidak pernah berada ditempat. Ironisnya para guru dan staff selalu mengatakan bahwa Kepala Sekolah sedang rapat.
"Kepsek gak ada, rapat," ujar salah seorang guru yang namanya enggan disebutkan.
Dilokasi berbeda, ketika dikonfirmasi ke Dinas Pendidikan Labuhanbatu Selatan, Syahrul Tanjung melalui Kabid Romali menegaskan bahwa jika benar adanya kehilangan tersebut, Kepala Sekolah harus bertanggung jawab.
"Jika memang hal itu benar hilang, kepala sekolah harus bertanggung jawab," tegas Romali.
Ketua DPD LSM Obor Monitoring Citra Independen (OMCI) Sumatera Utara, Maniur Manalu yang dimintai tanggapannya mengatakan bahwa guru dan Kepsek tidak punya hak menyentuhnya karena itu milik negara dan dikumpulkan ke kantor dinas.
"Jika memang mau di jual diadakan pelelangan, bukan menggasaknya, Kepala Dinas pendidikan Labuhanbatu selatan harus bertanggung jawab akan hal ini, bukan membiarkanya," jelasnya. (Sulaiman)