Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah yang tetap melaksanakan pertemuan mendapat protes orang tua siswa. Terlebih lagi, untuk UNBK orang tua siswa dikenakan biaya sewa 45 unit laptop ditambah lagi biaya jaga malam dan biaya menginstal perangkat untuk Peralatan UNBK.
Mara Ondak Harahap mewakili orangtua Siswa mengatakan bahwa inilah buruknya dunia pendidikan saat ini. "Jika Pemerintah membuat satu perogram dunia Pendidikan lebih maju, seharusnya buat suatu perencanaan yang matang serta kebijakan yang tidak membebani para orangtua aiswa," tegasnya.
Selain itu, orangtua murid, Joko Susilo menjelaskan bahwa pihak sekolah seharusnya memasukkan anggaran dalam penyewaan laptop tersebut di dalam penggunaan Dana Biaya oprasi sekolah (BOS).
"Dari Juknis dana BOS saya rasa tidak ada yang menyalahi karena hemat saya ada salah satu item di dalam juknis dalam penggunaan multimedia yang bisa diterapkan dalam penggunaan yang berkenaan untuk UNBK tersebut," terangnya.
Hingga akhir pertemuan, belum ada kesepakatan kedua belah pihak sekolah akan mengundang kembali untuk membahas UNBK. (Sulaiman)