ASAHAN - BOS : Tingginya curah hujan saat ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan terkesan kewalahan dalam penanganan banjir, Kamis (15/11/2018). Hal ini disampaikan warga Asahan.
Menurut warga Asahan, Poniman (35) mengatakan bahwa lokasi luapan banjir kerap di Sei Dadap dan Kecamatan Pulo Bandring saat ini cukup besar dari yang lalu.
"Kerugian Sei Dadap III/IV rumah yang terendam sebanyak 34 KK/RT atau setara 132 jiwa. Kerusakan infrastruktur abrasi berat jalan utama desa, terendamnya Sekolah libur total, kolam ikan darat seluas 400m2 dan lahan pertanian warga. Desa Tanah Rakyat masih ada rumah warga yang terendam sebanyak 20 KK/RT atau setara 65 jiwa. Kerusakan infrastruktur abrasi berat jalan utama desa juga," jelasnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala BPBD Kabupaten Asahan melalui Koordinator Basarnas Asahan M. Sinaga menyayangkan banyaknya warga yang yang tetap memilih bertahan di rumahnya meskipun rumahnya sudah tergenang air.
"Hal ini juga syukurlah kita dapat kerjasama yang baik, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan penanganan penanggulangan bencana banjir ini. Artinya dalam penyaluran bantuan dan pengungsian warga dari dampak Bencana banjir ini," terangnya.
Dilokasi berbeda, Ketua LSM TOPAN RI dan juga penggiat pemerhati lingkungan Kabupaten Asahan, Tua Sinaga menyayangkan kurang seriusnya Forkompimda Kabupaten Asahan dalam penanganan daerah Hulu sungai banyaknya Perambahan hutan dan pemain Illegal logging di hulu yaitu di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge.
"Kurang seriusnya Forkopimda terkait perambahan hutan secara rutin Hutan Lindung dan areal DAS oleh para mafia perambah hutan dan mafia Illegal logging. Pantauan kami di lapangan memang itu benar, akan tetapi banyak hutan habis di babat gundul. Hal inilah yang mengakibatkan banjir semakin besar dan berdampak pada desa di hilir dan daerah aliran sungai yang menerima imbasnya. Diharapkan Kapolres dan Bupati harus ekstra ketat dalam hal ini pada pos penjagaan agar banjir ini kedepanya dapat di atasi pada hulu daerah resapan air yang telah di gunduli," terangnya. (Sulaiman).
Menurut warga Asahan, Poniman (35) mengatakan bahwa lokasi luapan banjir kerap di Sei Dadap dan Kecamatan Pulo Bandring saat ini cukup besar dari yang lalu.
"Kerugian Sei Dadap III/IV rumah yang terendam sebanyak 34 KK/RT atau setara 132 jiwa. Kerusakan infrastruktur abrasi berat jalan utama desa, terendamnya Sekolah libur total, kolam ikan darat seluas 400m2 dan lahan pertanian warga. Desa Tanah Rakyat masih ada rumah warga yang terendam sebanyak 20 KK/RT atau setara 65 jiwa. Kerusakan infrastruktur abrasi berat jalan utama desa juga," jelasnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala BPBD Kabupaten Asahan melalui Koordinator Basarnas Asahan M. Sinaga menyayangkan banyaknya warga yang yang tetap memilih bertahan di rumahnya meskipun rumahnya sudah tergenang air.
"Hal ini juga syukurlah kita dapat kerjasama yang baik, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan penanganan penanggulangan bencana banjir ini. Artinya dalam penyaluran bantuan dan pengungsian warga dari dampak Bencana banjir ini," terangnya.
Dilokasi berbeda, Ketua LSM TOPAN RI dan juga penggiat pemerhati lingkungan Kabupaten Asahan, Tua Sinaga menyayangkan kurang seriusnya Forkompimda Kabupaten Asahan dalam penanganan daerah Hulu sungai banyaknya Perambahan hutan dan pemain Illegal logging di hulu yaitu di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge.
"Kurang seriusnya Forkopimda terkait perambahan hutan secara rutin Hutan Lindung dan areal DAS oleh para mafia perambah hutan dan mafia Illegal logging. Pantauan kami di lapangan memang itu benar, akan tetapi banyak hutan habis di babat gundul. Hal inilah yang mengakibatkan banjir semakin besar dan berdampak pada desa di hilir dan daerah aliran sungai yang menerima imbasnya. Diharapkan Kapolres dan Bupati harus ekstra ketat dalam hal ini pada pos penjagaan agar banjir ini kedepanya dapat di atasi pada hulu daerah resapan air yang telah di gunduli," terangnya. (Sulaiman).