Saharuddin Aktivis dan Pegiat Sosial menyampaikan alasan mengapa menolak kenaikan tersebut. Kenaikan BBM dinilai akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen.
"Dengan kenaikan harga BBM, diperkirakan daya beli akan turun lagi menjadi 50 persen," katanya. Sabtu (03/09).
Ditambahkannya " jika BBM naik karena alasan subsidi BBM yang selama ini diberikan lebih banyak dinikmati oleh orang-orang kaya, Pemerintah seyogyanya mempersiapkan instrumen atau perangkat dan aturan yang pas, sehingga subsidi tidak disalah gunakan, ungkapnya.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diharapkan sebagai upaya membantu rakyat dalam menghadapi dampak kenaikan BBM ini juga jangan menjadi masalah sosial atau bahkan di korupsi , "sebaiknya pemerintah lebih hemat dalam urusan biaya-biaya oprasional ditiap-tiap lembaga negara, agar rakyat merasa ada keadilan sosial "terang saharuddin.
Oleh karena itu, Forum Rakyat dan Aktivis Sumut akan melakukan aksi pada, Jumat 9 September 2022. Di Medan, aksi akan dipusatkan di gedung DPRD Sumatera Utara dengan beberapa tuntutan.
"1. Agar Polri dan penegak hukum lainnya menindak tegas penyalahgunaan BBM.
2. Pemerintah agar mengendalikan harga kebutuhan pokok akibat dampak kenaikan BBM.
3. Pemerintah harus dapat menjamin kesediaan stok BBM sehingga tidak terjadi antrian di SPBU.
4. BBM subsidi harus tepat sasaran.
5. DPR RI melalui komisi terkait segera memanggil pihak Pemerintah guna menjelaskan kepada publik dan rakyat alasan urgensi kenaikan BBM." Pungkasnya.(Rel/JN)