Karena menurutnya Lingkungan Lapas dan kehidupan didalamnya sangat rentan dan bersiko terjadinya penularan TB apabila penanganan dan pengendalian tidak dilakukan secara baik dan serius. Penghuni Lapas merupakan salah satu kelompok rentan dan beresiko, mereka terisolasi dalam satu lingkungan, sehingga resiko penularan penyakit menular khususnya TB sangat besar apabila tidak ditangani dan dicegah sejak dini.
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara juga mengatakan, Klinik Lapas Siborongborong selaku faskes lini pertama, dapat melakukan skrinning HIV secara mandiri. Dan untuk penegakan diagnosa dan pengobatan TB serta HIV dapat bekerja sama dengan Rumah Sakit Sint Lucia. Hal senada juga disampaikan oleh Direktur RS Sint Lucia, dr. Rikardo Situmeang, bahwa mereka dengan senang hati untuk membantu Lapas Siborongborong memberantas TB dan mengendalikan HIV di warga binaannya sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah terjalin.
Sementara Itu Kepala Seksi Binadik, Serasi, SH sangat berterima kasih dan berharap kerjasama tersebut dapat segera terlaksana sehingga kualitas kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Siborongborong dapat terjamin “Lapas berterima kasih kepada Dinas Kesehatan Kupaten Tapanuli Utara yang telah melakukan kunjungan ke Lapas Klas IIB Siborongborong sebagai tindak lanjut kerja sama terkait pengendalian TB dan HIV, Hal ini sangat membantu Lapas dalam peningkatan pelayanan kesehatan kepada WBP dan tentunya ini merupakan wujud pelayanan dan kepedulian Lapas kepada WBP”.(Red/Bos)