Dalam acara tersebut, Bane Raja Manalu mengaku bangga memakai produk lokal. Tapi, merek produknya harus kuat. Seperti kain Endek Bali, yang harganya melonjak tinggi setelah dipakai brand Christian Dior dalam Paris Fashion Week.
Menurut Bane, harga suatu produk bukan hanya ditentukan bahan materialnya, tetapi ada rasa yang meningkat dari brand yang melekat.
"Kerena Christian Dior memakai produk kain Endek Bali, tiba-tiba harganya melambung tinggi. Tiba-tiba semua orang ingin memakai kain Endek Bali. Harganya naik karena sudah dipakai merek mahal dari Paris," ungkap pemilik Bagak Konveksi ini.
Bane mendorong para pelaku UMKM menambah nilai produknya, salah satunya dengan merek. Kain ulos karya masyarakat Pematangsiantar juga sangat punya peluang meningkatkan perekonomian dengan kekuatan mereknya.
"Tujuan kita bertemu agar semua pelaku UMKM di Kota Pematangsiantar naik kelas. Sumatera Utara adalah peringkat ketujuh yang tinggi hak cipta dan merek di Indonesia. Nomor satu dari seluruh kepulauan Sumatera. Kota Siantar adalah nomor satu tertinggi merek dan hak Cipta se-Sumatera Utara. Tahun 2022 Siantar punya merek 51 dan hak cipta 99," paparnya.
Bane menyampaikan, Kemenkumham kini semakin menguatkan dalam layanan publik Kekayaan Intelektual menjadi mudah, murah dan cepat.
"Esensinya kita bertemu biar tambah pengetahuan. Kemudian bertambah penghasilan. Esensinya juga Agar semua rumah tangga merdeka secara keuangan. Merdekanya lewat usaha yang dipunya," papar Alumni SMA Negeri 3 Pematang Siantar tersebut.
Bane menegaskan, ekonomi kreatif adalah basis paling abadi dan poros baru ekonomi Indonesia.
Pendiri Yayasan BAGAK tersebut mencontohkan bahwa Bagak Konveksi di Siantar sengaja dirancang untuk berkolaborasi dengan partonun (penenun). Salah satu tujuannya adalah untuk memproduksi pakaian berkualitas dan memberi dampak ekonomi pada masyarakat yang lebih luas.
"Saya berharap semua yang hadir sadar akan pentingnya penguatan merek. Agar produknya lebih mahal nilainya. Penguatan merek itu penting, agar orang merasa lebih pantas membayar produk tersebut lebih mahal," pungkasnya.
Sertifikat merek juga bisa dijadikan sebagai jaminan fidusia. Jaminan utang ke bank. Kebijakan ini adalah terobosan yang dibuat oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.(Rel)