Dalam acara dengan agenda lain Satu Bumi Untuk Semua Generasi : Membangun Generasi Emas 20245 tersebut, Ir Thendri Supriatno selaku Ketua Umum CFCD dan Prof Dr Ir. Hardisnyah selaku Ketua Komite CSR CFCD menyampaikan testimoninya bagaimana mengewejantahkan pikiran-pikiran Emil Salim terkait Indonesia Nusantara Lestari.
Di mana Ir Enang Kurniawan sebagai Presiden Emil Salim Institute (ESI) mengingatkan, hadirnya ESI ini menjadi wadah bagi para pakar lingkungan khususnya dengan tidak mengabaikan kepakaran keahlian lain pada umumnya dalam memberikan sumbangsihnya untuk Indonesia Emas Tahun 2045.
Sementara itu Iskandar Sembiring sebagai politisi dan pelaku CSR juga memberikan pendapat lain tentang sosok Emil Salim bagaimana komitmen dan integritasnya dalam menyikapi masalah-masalah lingkungan hidup dan dampak perubahan iklim.Di mana sejak tahun 2019 telah diingatkan Emil Salim telah terjadi kenaikan suhu global sebesar 1,1 derajat Celcius.
Kenaikan suhu ini akibat melonjaknya emisi gas rumah kaca yang sebagian besar dihasilkan dari bahan bakar fosil. “Apabila gejala ini berlangsung dan bumi semakin panas sehingga es di kutub utara dan selatan mencair yang kena dampak kenaikan laut bukan hanya Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok dan Eropa. Tapi negara kepulauan yaitu Republik Indonesia", terang Iskandar Sembiring.
Melihat hal itu masih dikatakannya, Indonesia berkepentingan dalam usaha untuk mengekang perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya dengan menjaga ekosistem lingkungan hidup yang ada. "Kita berkepentingan agar ekosistem alami berjalan normal", tandas Iskandar Sembiring ketika diwawancarai secara khusus oleh wartawan.
Iskandar Sembiring juga mengatakan orasi Emil Salim pada acara deklarasi menjelaskan apa yang disampaikan Emil Salim pada intinya kegalauan beliau terhadap perubahan iklim yang terus naik dan harapan beliau Indonesia Nusantara tetap lestari dan dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menggantikan energi fosil ke energi terbarukan, seperti energi surya, energi air, energi angin, energi panas bumi, bio energi dan energi lain yang tidak berbasis energi fosil.
"Apa yang disampaikan Emil Salim sejalan dengan tujuan Nomor 13 dari 17 tujuan SDGs adalah penanganan perubahan iklim yaitu mengambil tindakan sesegera mungkin untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya (Climate Action)", sebutnya.
Pernyataan Emil Salim ini menjadi salahsatu misi Iskandar Sembiring yang merupakan salahsatu pakar CSR/pemberdayaan masyarakat untuk maju sebagai Senator DPD RI 2024-2029.
“Jangan sampai Sumatera Utara gagal dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia 2030,"ujarnya. Terkait dampak perubahan iklim yang harus disikapi bagi semua pemangku kepentingan dari generasi ke generasi, di mana salahsatu kegiatan yang dapat dilakukan menurut Iskandar Sembiring adalah pemberdayaan generasi milenial atau sebutan lain generasi Z.
Upaya konkret lainnya, tentu bagaimana semua korporasi yang tergabung dalam asosiasi masing-masing perusahaan meluncurkan berbagai proyek atau program-program berkelanjutan untuk mendukung bisnis dalam mengurangi emisi karbon dan bertransisi ke masa depan yang berkelanjutan bagi semua generasi yang dibarengi dengan komitmen berbasis Stakeholder Engagement Corporasition dan memanfaatkan Revolusi Artificial Intelligence dalam K3 (Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Kerja) termasuk penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah yang baik dan perlindungan sumber daya alam.
”Hal itu untuk membuat ekosistem industri, ekonomi, usaha dan lingkungan yang berkelanjutan dan hijau", kata Iskandar Sembiring seraya menjelaskan, terkait beberapa catatan peristiwa penting perubahan iklim, kita tidak ingin terjadi rakyat turun ke jalan seperti di Belanda di mana Aktris Game of Thrones, Carice van Houten, Sabtu (27/05/2023) yang ikut turun ke jalan bersama aktivis iklim.
Dari Aksi itu Kepolisian Belanda telah menangkap lebih dari 1580 aktivis iklim ketika mereka menggelar aksi demonstrasi di Den Haag yang diinisiasi oleh kelompok Extinction Rebellion. Di mana dalam aksi itu, massa memprotes kebijakan subsidi bahan bakar fosil. Saat menyuarakan protesnya, mereka memblokir jalan raya di pusat kota Den Haag, meriam dikerahkan membubarkan massa yang memblokir jalan utama Kota Den Haag dan menangkap peserta aksi dan diantara demonstran, 40 orang di antaranya akan diadili atas tuduhan vandalisme.
"Kemudian dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sepanjang 2013-2022 terungkap peningkatan bencana terkait cuaca dan iklim sebanyak 28.471 kejadian, yang mengakibatkan 3,5 juta lebih orang mengungsi dan lebih dari 12 ribu orang terluka, hilang dan meninggal dunia dan saya menyakini risiko dan ancaman dampak perubahan iklim di Indonesia akan semakin parah melihat kenaikan suhu bumi telah mencapai 1.1 Derajat Celcius yang telah diingatkan oleh Emil Salim pada tahun 2019 dan dapat kita baca pada laporan sintesa IPCC 2023", ungkap Iskandar Sembiring.
Hadirnya Emil Salim Institute menjadi salahsatu PR yang dapat menjadi agenda kerja adalah kontribusi Emil Salim Institute dalam memperjuangkan Undang-Undang Keadilan Iklim yang dapat menjadi kerangka hukum sebagai payung bagi pelaksanaan seluruh kebijakan iklim dan dapat juga menjadi raw model bagi negara-negara lain dan tertentu, dan ini juga salahsatu tugas Senator Iskandar Sembiring jika terpilih dalam memperjuangkan usulan UU Iklim ke DPR RI.
Perlu diketahui, Prof H Emil Salim MA PhD lahir pada tanggal 8 Juni 1930, putra dari Baay Salim dan Siti Syahzinan dari Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Ia merupakan keponakan dari seorang pahlawan nasional, Haji Agus Salim dan Emil Salim adalah seorang tokoh intelektual soal lingkungan hidup dan salahsatu pendiri Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) yakni sebuah organisasi non-pemerintah dan beliau mendapat penghargaan tak terbilang satu di antaranya dari WWF -The Leader for the Living Planet Award dan Blue Planet Prize pada tahun 2006 dari The Asahi Glass Foundation.
Setelah menyelesaikan jabatan sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kependudukan, beliau juga pernah sebagai Ketua/anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2 periode yang sebelumnya ia beberapa kali menduduki jabatan era Kabinet Pembangunan I - V. Di mana beliau adalah tokoh paling senior yang menjabat di pemerintahan dan merupakan sedikit di antara tokoh tiga zaman yang masih aktif berkarier hingga saat ini di usia 93 tahun.(JN)