"Kategori penilaian ISDA Awards berbasis Indikator yang ditetapkan Bappenas RI berdasarkan Kepres 111/2022, di mana presiden telah menetapkan sasaran Sustainable Development Goals/SDGs atau disebut Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB Tahun 2024 yang disusun dengan mengacu pada tujuan dan sasaran global TPB Tahun 2030 dan sasaran nasional rencana pembangunan jangka menengah nasional Tahun 2020-2024 dan yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAD)", ungkap Iskandar Sembiring. Tentu Isu soal pertumbuhan ekonomi pada Nomor 8 SDGs masih dijelaskan Iskandar Sembiring, patut menjadi penilaian tersendiri karena sama-sama kita tahu memiliki pekerjaan tidaklah menjamin kemampuan untuk keluar dari cengkeraman kemiskinan. Kekurangan peluang kerja yang layak secara terus menerus, investasi yang tidak memadai dan rendahnya konsumsi mengarah pada erosi kontrak sosial mendasar yang menjadi landasan masyarakat demokratis.
"Semua kemajuan harus dibagi bersama, menempatkan penciptaan kesempatan kerja sebagai pusat dari pembuatan kebijakan ekonomi dan rencana pembangunan, tidak hanya akan menghasilkan peluang kerja yang layak namun juga pertumbuhan yang lebih kuat, inklusif dan dapat mengurangi kemiskinan", terang calon anggota DPD RI Dapil Sumut pada Pemilu 2024 mendatang.
Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk usia kerja di seluruh dunia yang mencapai sekitar 41 juta per tahunnya, diperkirakan lebih dari 610 juta pekerjaan baru perlu diciptakan hingga tahun 2030. Kondisi sekitar 785 juta pekerja perempuan dan laki-laki dengan penghasilan kurang dari dua dolar per hari dan tidak memadai untuk mengangkat diri dan keluarga mereka keluar dari kemiskinan.
Iskandar Sembiring yang juga maju menjadi Senator DPD RI 2024-2029 dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara (Sumut) ini juga menyampaikan kalau kategori ICA 2023 mencakup 7 bidang program yaitu bidang ketenagakerjaan, tata kelola perusahaan, operasi perusahaan, Hak Asasi Manusia, lingkungan, konsumen dan pelibatan dan pengembangan masyarakat.
Sementara itu hal senada juga disampaikan DR Suwandi SH MBA. Di mana secara teknis proses penilaian kedua Award ini terdiri dari penilaian verifikasi, penilaian persentasi dan penilaian lapangan dilakukan oleh Komite Penilai berdasarkan kunjungan ke lokasi (site visit) hanya untuk penilaian ICA.
Sedangkan Ketua Pelakhsana, Kusnandar menyampaikan bahwa timeline ICA dan ISDA 2023 akan berjalan berbarengan. "Setelah kegiatan launching maka registrasi akan dilakukan pada Bulan Juni-Juli, di mana periode Bulan Juli - Agustus masa verifikasi akan dilakukan, serta periode Bulan Agustus-September masa penilaian baik zoom atau visit lapangan dan pleno penetapan peraih awards dan awarding akan dilaksanakan pada Oktober 2023 untuk ISDA dan bulan November 2023 untuk ICA, "sebutnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Corporate Forum for CSR Development (CFCD), Suharman Noerman menyatakan bahwa kegiatan ICA dan ISDA dengan mengambil tematik Toward Sustainable Business Leadership (ESG & CSV) in Excellence dan secara khusus, Suharman yang akrab dipanggil Norman dalam keterangannya tentang adanya kepemiminan yang dapat menjawab isu ESG (Environment Social Governance) dan CSV Creating share values).
"Diperlukan roadmap mitigasi carbon dan climate resilience di masing-masing negara dan kawasan", ungkap Norman.
Pemerhati Lingkungan, Prof H Emil Salim menyambut baik even tersebut dan harapannya Indonesia lestari di 2045, dan demikian juga Ir Enang Kurniawan selaku Ketua SC ISDA/ICA yang menjelaskan 2 event kegiatan ini dilakukan bersamaan dalam keterangan persnya di Jakarta pada hari Kamis (15/06/2023)
Di mana saat ini beliau juga menjabat sebagai Presiden Emil Salim Institute. Lalu Ketua Umum CFCD, Ir Thendri Supriatno MBA menyampaikan ISDA dan ICA 2023 ini, tidak hanya melibatkan perusahaan tetapi juga melibatkan partisipasi lembaga/institusi nirlaba yang memiliki aktivitas tanggungjawab sosial berbasis ISO 26000 dan SDGs.
"Selama ini ICA digelar setiap tiga tahun sekali. Sejak dimulai pada 2005, ICA sudah dihelat untuk ketujuh kali. Adapun ISDA dilaksanakan setiap tahun dan sudah dimulai tahun 2016 sejak berakhirnya MDGs tahun 2015. Ini sebuah gerakan yang menginginkan korporasi memiliki peran dalam pembangunan nasional. Karena korporasi mempunyai banyak sumber daya", ujar Thendri.
Tak sekadar memberikan award, Thendri mengatakan, sebagai penyelenggara CFCD juga memberikan edukasi, pelatihan rutin dan pendampingan bagi masyarakat dan korporasi. Ia menilai khusus untuk CSR, peranannya sangat signifikan bagi masyarakat karena dana yang digulirkan mencapai triliunan rupiah.
Ketua Komite Penilai ISDA dan ICA 2023, Prof Dr Ir Hardinsyah menjelaskan ada dua tipe peserta ICA dan ISDA 2023, yaitu tipe organisasi (corporat/institusi) dan tipe perseorangan. Tahun lalu ada sekitar 200 program CSR dan SDG's yang masuk penilaian yang diikuti 73 perusahaan dari bebagai sektor usaha dengan tujuan :
Pertama, Mensosialisasikan dan menginternalisasikan CSR berbasis SNI ISO 26000:2013 Panduan Tanggung Jawab Sosial dan SDGs di Indonesia.
Kedua, memberikan penghargaan/apresiasi bagi oganisasi (perusahaan/institusi) yang telah melaksanakan praktik CSR terbaik (best practice) dan praktik program SDGs Perusahaan.
Ketiga, memberikan rekomendasi/umpan balik kepada peserta untuk menyempurnakan pengintegrasian pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial CSR dan Program SDGs Perusahaan yang berkelanjutan.
Keempat, membangun dan meningkatkan citra (image) perusahaan.
Kelima, memberikan inspirasi dan motivasi kepada organisasi (perusahaan/institusi) dalam menjalankan praktik terbaik CSR berbasis SNI ISO 26000:2013 Panduan Tanggung Jawab Sosial dan Program SDGs yang dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian TPB/SDGs di Indonesia.(Rel/Red)