Bertempat di Aula Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan, Kalapas Kelas I Medan dalam sambutannya menyampaikan, "Terimakasih kepada seluruh Stakeholder terkait yang hadir, Lapas I Medan sangat mengapresiasi terlaksananya Perjanjian Kerjasama ini, Program Kemandirian ini merupakan wujud Negara hadir dalam memberikan Pembinaan dan Pelatihan, terlaksananya kegiatan ini juga diharapkan Warga Binaan setelah selesai menjalani masa pidananya, mereka memiliki soft skill dan Ilmu mengenai pengelolaan Sampah, Bank Pohon dan juga Bank Ulos, yang dimana kegiatan ini juga dapat menghasilkan PNBP",Jelas Maju.
Sementara itu, Eben Haezer Depari, Selaku Kabid Giatja, dalam laporannya menyampaikan," Terimakasih Bapak Kalapas atas dukungan penuh, membimbing dan juga memberikan masukan terkait Optimalisasi Pembinaan Kemandirian ini, sehingga terlaksananya Perjanjian Kerjasama ini,
Perancanaan program Pembinaan kemandirian ini sendiri dilaksanakan Lapas dengan 4 Stakeholder meliputi, UKM IKN Nusantara, Yayasan Anugerah Insan Residivist (Air), Cv. Paris Garden , dan Bank Sampah Induk New Normal," Jelas Eben.
Mewakili 4 Stakeholder, Yasra Al- Fariza yang juga merupakan Ketua Bank Sampah Induk New Normal menyampaikan, "Terimakasih atas Kepercayaan Bapak Kalapas dan Jajaran Lapas Kelas I Medan, semoga pelatihan ini menjadi amal jariyah yang mendatangkan pahala, kami siap membantu dalam memberikan pembinaan dan memberikan motivasi untuk saudara warga binaan, kami membuka lebar ilmu pelatihan ini, jangan sungkan bertanya dalam pelaksanaan pelatihan ini, tentu ikatan Perjanjian Kerjasama yang kita laksanakan ini dapat meningkatkan skil dan pengetahuan warga binaan pemasyarakatan kedepannya," Jelasnya.
Hadir juga Ketua Yayasan Insan Residivis, Puluhan Antoni Tarigan, Direktur CV Paris Garden, Paris Sembiring, Ketua DPW UKM IKN Nusantara, Binsar M. Simatupang, dan Jajaran Pejabat Struktural Eselon IV di Kegiatan Kerja.
Salah satu Warga Binaan, FG (42) yang menjadi peserta menyampaikan," Kami sangat senang dan semangat mengikuti pelatihan ini, saya tertarik dalam pembuatan ulos, selain saya juga boleh melestarikan budaya, juga saya memiliki keterampilan dalam membuat ulos tersebut, apalagi bernilai ekonomis," Jelasnya.(Rel/Red)