“Mengingat potensi bahaya kebakaran di Lapas cukup tinggi, kami perlu memberikan edukasi terkait penanganan bencana kebakaran sebagai bentuk preventif terhadap terjadinya kebakaran sehingga jika masih dalam skala kecil, pihak Lapas atau petugas Lapas bisa menanganinya,” ujar Kalapas Binjai, Theo Adrianus.
Kalapas menyampaikan simulasi penanganan kebaran sangat penting dilakukan agar apabila terjadi hal serupa, maka petugas dan Warga Binaan Pemasyarakatan juga sudah bisa menangani dengan peralatan yang ada di Lapas. Di Lapas Binjai sendiri sudah ada beberapa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Fireblock yang ditempatkan di beberapa titik, seperti di gedung kantor, komandan jaga, pos blok hunian, dan lingkungan dapur agar apabila terjadi kebakaran mudah untuk digunakan, dan terdapat 4 titik Hydrant diantaranya 2 Hydrant berada di areal perkantoran dan 2 Hydrant blok hunian yang dilengkapi dengan 13 Selang Hydrant dengan total 260 Meter dengan sistem knock down.
"Dengan adanya simulasi pencegahan dan penanganan dini bencana kebakaran yang rutin ini diharapkan petugas dan WBP bisa mendapatkan pengetahuan bagaimana cara penanganan kebakaran dan dapat meningkatkan kewaspadaan, respon cepat bencala alam maupun non alam” tutup Kalapas.(JN)