Ketua GMNI Kota Medan Andreas Silalahi sebelumnya menerangkan generasi muda digadang-gadang sebagai pelaksana penegakan hak asasi manusia yang biasanya diwakili oleh para mahasiswa yang berjuang menegakan HAM. Mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat ada dibarisan depan saat adanya ketidakadilan akan HAM.
Mahasiswa diharapkan memberikan kontribusi riil saat terjadinya pelanggaran HAM bukan hanya bersifat acuh tak acuh. Mahasiswa harus memberikan ide ataupun aksi pembelaan HAM jika ada pelanggaran HAM yang diadili secara kurang adil.
"Untuk itu maksud kedatangan kami beraudiensi dengan Bapak berharap adanya sinergitas antara Kanwil Kemenkumham Sumut dengan mahasiswa khususnya GMNI dalam pengawasan penegakan HAM di Kota Medan," ujar Andreas.
Senada dengan itu, Agung Krisna yang juga didampingi Kabag Umum Syafriadi Lubis dan Kabid Pembinaan dan TI Soetopo Berutu menyampaikan lebih mendalam terkait penegakan HAM di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan. HAM tak akan tegak dengan satu pihak saja, HAM akan terwujud apabila adanya kerja sama dari berbagai pihak. Baik itu pemerintah, aktivis-aktivis HAM, Mahasiswa maupun setiap orang yang ingin diperjuangkan hak individual dan publik.
"Kami selalu berusaha menggandeng stakeholder dalam setiap kegiatan kami dalam menegakkan HAM di Kota Medan, baik dengan LSM, Ormas dan Mahasiswa. Kegiatan kami tersebar di Lapas/Rutan maupun penanganan Orang Asing di Sumatera Utara," ujar Agung Krisna.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama. Kemudian, sembari keluar ruang kerjanya, Agung Krisna memperkenalkan warga binaan yang sedang mengerjakan pemasangan HPL pada dinding diruangannya. Agung menunjukkan kepada mahasiswa bahwa di Lapas dan Rutan Warga Binaan dibina dengan berbagai keterampilan tujuan apabila mereka selesai menjalani masa pidananya para mantan warga binaan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena sudah dibekali dengan keterampilan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.(JN)