“Kakao menjadi komoditi penting bagi pengembangan ekonomi lestari. Kami sangat berkomitmen mengembangkan kembali kakao Aceh Tamiang yang lama tertidur, tentunya dengan dukungan pola dan model yang sesuai serta berkelanjutan,” ucapnya tegas.
Pj. Bupati Asra dalam forum pertemuan tersebut mengatakan, ia selaku kepala daerah senantiasa menginginkan kemajuan bagi sektor pertanian sebagai salah satu sokoguru ekonomi kerakyatan. Karenanya ia bersama multipihak telah menyusun suatu konsep pembangunan ekonomi pertanian yang mengedepankan multikultur, bukan hanya tertumpu pada satu komoditi tertentu saja.
“Multikultur menjamin ekonomi petani kita tetap terjaga. Selama ini kelapa sawit memang menjadi penopang ekonomi mayoritas petani. Ini karena harganya masih bagus. Sebelumnya, petani kita sempat tenggelam karena hanya mengandalkan kelapa sawit sebagai sumber utama. Inilah yang menjadi dasar kami ingin mengembangkan kembali kakao di sini,” terangnya.
Berbicara tentang kakao, Pj. Bupati Asra kemudian mengungkapkan dirinya pernah membudidayakan tanaman yang bernama latin Theobroma cacao L tersebut. Saat itu, harga yang rendah serta hama dan penyakit menjadikan dirinya mengonversi tanaman budidaya kebunnya, dari kakao menjadi kelapa sawit.
“Hari ini harga kakao bagus sekali, bahkan sempat mencapai Rp. 170 ribu per kg. Saya kira ini menjadi pemantik semangat bagi petani untuk membudidayakannya kembali,” tuturnya lagi."(Hrp).