Selama kunjungan, Kurniaman Telaumbanua secara langsung mengamati proses pembuatan batik tulis oleh warga binaan. Ia tidak hanya melihat, tetapi juga turut serta mencoba mewarnai motif batik yang dibuat oleh para warga binaan. Melalui kesempatan ini, Kurniaman menjelaskan pentingnya perlindungan Kekayaan Intelektual, terutama untuk motif batik tulis yang merupakan hasil karya asli warga binaan Lapas Gunungsitoli
Kehadiran Kurniaman Telaumbanua sangat diapresiasi oleh seluruh pihak di Lapas Gunungsitoli. Kepala Lapas, Herry Hasudungan Simatupang, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kunjungan yang dilakukan. Ia berharap kunjungan ini dapat semakin memotivasi para warga binaan untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas batik "Nukha Nibira" yang mereka hasilkan.
Batik "Nukha Nibira" merupakan produk unggulan dari Lapas Gunungsitoli yang telah menarik minat banyak pihak. Batik ini tidak hanya bernilai seni tinggi tetapi juga menjadi simbol kemandirian dan kreativitas para warga binaan. Dengan adanya dukungan dan apresiasi dari Direktur Merek dan Indikasi Geografis Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), diharapkan produk ini dapat dikenal lebih luas dan semakin diminati oleh masyarakat.
Kunjungan ini menandai langkah positif dalam upaya memperkenalkan dan melindungi kekayaan intelektual karya warga binaan. Dengan demikian, Lapas Gunungsitoli tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan inovasi yang menghasilkan karya-karya bernilai tinggi seperti batik "Nukha Nibira".
Turut mendampingi Ahli Indikasi Geografis DJKI, Agustinus Pardede, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Nias, Taondrasi Mendrofa, Kepala Subbidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kanwil Kemenkumham Sumatera Utara, Bambang Suhendra beserta staf KI.