Pemuda 17 tahun yang baru lulus SMA itu sangat haru dan bangga atas pencapaian yang diraihnya bersama kontingen Sumut.
"Banggalah bang. Bisa mengharumkan nama provinsi dan daerah. Terlebih lagi bisa dapat tiga emas," ungkapnya, pada Minggu. (15/9/2024)
Fariz bersama rekan rekannya yang lain telah menyumbangkan tiga medali emas dari lima medali emas yang didapat kontingen Sumut dari cabang olahraga drumband lewat nomor 800 meter putra, 600 meter campuran dan 8000 meter putra. Kemudian perak dari nomor 400 meter putra.
Meskipun perolehan tersebut sangat nyata, tapi dirinya masih tidak percaya atas prestasi ini.
"Enggak nyangka aja bang. Tadinya cuma main drumband untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, ternyata bisa tampil di PON. Dapat medali emas lagi," ungkap pria lulusan SMA Wahidin, Sei Mati, Medan Labuhan itu.
Pencapaian ini merupakan hasil kerja kerasnya selama ini. Latihan fisik dan memainkan instrumen musik terus dilakukan menghadapi PON ini. Cedera yang dirasakannya tidak peduli. Tujuannya satu bisa tampil di PON.
Baginya menjadi pemain drumband adalah pilihannya. Pria yang memainkan alat tiup ini sudah berlatih sejak SMP.
Dan, menjadi pemain drumband terinspirasi dari ayahnya, Surya Dinata Setiawan yang juga pemain drumband.
"Inspirasinya dari ayah. Ayah pemain drumband dan ikut ajang tingkat nasional juga. Makanya kepengen jadi pemain drumband. Alhamdulillah kesampaian. Ini PON pertamaku. Aku berharap bisa meraih medali emas lagi," tambah pria pemilik tinggi 172 CM yang tinggal di Pasar 4 Marelan ini.
Dirinya pun berkeinginan uang bonus atas perolehan medali emas yang diraihnya akan dijadikan untuk biaya kuliah. Hanya saja Fariz belum menentukan jurusan apa yang dia pilih.
"Rencananya untuk biaya kuliah. Ada jugalah untuk orang tua. Tapi jurusan apa belum tahu. Masih fokus pertandingan aja dulu. Yang pasti aku ingin kuliah," tutupnya.(Rel)