Acara dimulai dengan Dzikir, Tahlil, dan Manaqib yang diikuti oleh seluruh santri warga binaan. Suasana khusyuk menyelimuti Rutan Cipinang saat semua hadirin mengangkat tangan, memanjatkan doa dan harapan agar setiap langkah kita senantiasa dalam ridho Allah SWT.
Selanjutnya, pembacaan Maulid Simtud Dhuror oleh Abuya KH. Amir Hamzah menjadi momen yang sangat dinantikan. Dengan suara merdu dan penuh penghayatan, beliau membawakan syair-syair indah tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, mengingatkan semua yang hadir tentang akhlak dan sifat mulia sang Nabi.
Dalam laporannya, Irwanto, selaku Ketua Panitia dan Kepala Rutan Kelas I Cipinang, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mensukseskan acara ini. “Kegiatan ini bukan hanya sekedar peringatan, tetapi juga menjadi wahana untuk mempererat silaturahmi dan menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi,” ungkapnya. Irwanto juga berharap agar momentum ini dapat memperkuat komitmen semua untuk meneladani sikap dan perilaku Nabi Muhammad.
Sambutan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, R. Andika Dwi Prasetya, juga memberikan warna tersendiri pada acara ini. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya meneladani nilai-nilai luhur Nabi Muhammad dalam menjalani kehidupan sehari-hari khususnya untuk warga binaan yang sekarang masih tinggal dari balik jeruji. “Maulid Nabi harus menjadi pendorong bagi kita untuk berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan,” ujarnya, disambut dengan aplaus hangat dari warga binaan.
Acara puncak adalah tausiah agama oleh Ustad Akri (Patrio). Mantan pelawak ini mampu membuat suasana menjadi lebih ceria meskipun tema yang diangkat serius. Dengan gaya humoris yang khas, Ustad Akri mengawali tausiah dengan sebuah guyonan untuk menyemangati warga binaan, “Hari ini kamu, bisa jadi besok aku, bisa jadi besok bapak-bapak di depan yang berseragam ini diuji seperti kalian!”.
Tausiah yang disampaikan mengajak semua hadirin untuk lebih memahami ajaran Nabi, terutama dalam konteks toleransi dan saling menghormati. Ustad Akri menambahkan, “Kita semua harus ingat, Nabi tidak pernah membedakan orang berdasarkan status. Jadi, jangan mau dibedakan hanya karena kita di dalam Rutan. Yang penting, kita sama-sama berusaha jadi lebih baik!” tegasnya saat memberi tausiah.
Acara ditutup dengan do’a penutup yang dipimpin oleh Kyiai Mashuri. Dalam doanya, beliau memohon agar umat Islam selalu diberi petunjuk dan dilindungi dari segala bentuk keburukan. Doa ini mengharapkan agar semua yang hadir dapat mengambil hikmah dari peringatan Maulid Nabi ini untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Rutan Kelas I Cipinang tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya nilai-nilai moral dan spiritual dalam menjalani hidup. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mencintai ajaran Nabi Muhammad SAW.(JN)