Sejak pagi, lantunan selawat Nabi menggema di aula utama Lapas, mengiringi semangat kebersamaan yang tercipta antara pegawai dan warga binaan. Perayaan ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi menjadi momen penting bagi warga binaan untuk merenungi perjalanan hidup mereka dan memetik hikmah dari kisah perjuangan dan akhlak mulia Rasulullah.
Dalam ceramahnya, perwakilan Kemenag Samosir mengingatkan tentang sifat-sifat luhur Nabi Muhammad SAW, seperti kesabaran etulusan, dan cinta kasih, yang relevar agi kehidupan sehari-hari, termasul dalam menghadapi tantangan hidup di balik jeruji. "Maulid bukan hanya sekadar perayaan, tetapi momentum untuk menghidupkan kembali semangat perubahan dalam diri kita, belajar dari keteladanan Rasulullah, ujarya.
Antusiasme terlihat jelas dari para warga binaan yang dengan khusyuk mengikuti rangkaian acara, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, selawat ersama, hingga mendengarkan ceramah penuh makna. Bahkan, beberapa warga binaan turut menyumbangkan suara dalam lantunan selawat, menambah suasana syahdu yang menyentuh hati.
Kepala Lapas Pangururan, Jeremia Leonta, dalam sambutannya nenyampaikan harapannya agat peringatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga mampu membawa perubahan positif. "Kami ingin agar warga binaan bisa menjadikan momen ini sebagai batu oncatan untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik setelah keluar dari Lapas," ujarnya
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama, penuh harapan akan keberkahan, kedamaian, dan hidayah bagi seluruh yang hadir. Momen ini menjadi bukti bahwa meski berada dalam keterbatasan.(IG)