Meskipun terbatas dalam fasilitas dan ruang, WBP Lapas Perempuan Medan menemukan cara untuk mengasah keterampilan tangan mereka dengan menggunakan bahan sederhana seperti benang dan manik manik. Mulai dari kerajinan tas, tasbih digital, tempat tisu, hingga pernak-pernik dekoratif.
Beberapa diantaranya Hasil karya WBP ini bahkan memiliki nilai jual yang lumayan tinggi dan banyak menjadi buruan pecinta kerajinan tangan unik. Kepala Lapas Perempuan Medan, Agustinawati Nainggolan, menyatakan bangga akan prestasi para WBP dalam menciptakan kerajinan apik nan cantik yang memilik nilai jual di pasaran.
"Mereka telah membuktikan bahwa kreativitas bisa berkembang di mana pun, bahkan di dalam penjara. Ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mereka, tetapi juga menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sesama narapidana untuk mengeksplorasi potensi kreatif mereka," ujarnya.
Hasil karya WBP ini nantinya akan dijual secara konvensional, melalui pameran dan online di Instagram @bimkerlaperdan. Adapun hasil penjualan akan disetorkan Kembali ke negara melalui PNBP dan membayarkan hasil premi untuk WBP.(JN)