Kegiatan bonsai ini dimulai dengan pelatihan yang dipandu oleh petugas Lapas Medan, Handayani Daulay, yang juga Kepala Seksi Sarana Kerja. Dengan semangat pembinaan sepenuh hati, mengajarkan teknik dasar pemangkasan, perawatan, dan pengembangan bonsai yang baik. "Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kesabaran pada warga binaan. Selain itu, mereka juga diajarkan nilai-nilai seni dan estetika," ujar Handayani Daulay. Sabtu (05/10/2024)
Kalapas Kelas I Medan, M. Pithra Jaya Saragih melalui Kepala Bidang Kegiatan Kerja, Dekki Susanto, menyampaikan apresiasi terhadap program pembinan kemandirian tanaman bonsai, menjadi salah satu tempat yang paling ramai dan ceria di Lapas, di mana mereka berinteraksi, berbagi pengetahuan, dan saling mendukung satu sama lain. "Kami bangga melihat perubahan positif ini. Program ini adalah langkah nyata untuk menciptakan warga binaan yang lebih baik dan semangat untuk berubah."
Warga binaan tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Salah satu warga binaan, Basir, mengungkapkan rasa syukurnya. "Saya sebelumnya tidak pernah berpikir akan bisa belajar tentang tanaman bonsai. Sekarang saya merasa lebih tenang dan memiliki tujuan yang jelas," katanya.
Program ini juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan lapas. Dengan adanya area pembudidayaan bonsai, suasana lapas menjadi lebih hijau dan asri. Selain itu, hasil dari budidaya ini juga dapat dibeli secara langsung pada Booth Jualan di Layanan Kunjungan.
Melalui program ini, pihak Lapas berharap dapat mengurangi stigma negatif terhadap warga binaan dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk reintegrasi ke dalam masyarakat. Dengan keterampilan baru yang diperoleh, diharapkan mereka dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan menjalani kehidupan yang lebih baik setelah masa hukuman berakhir.
Lapas Kelas I Medan berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pembinaan yang inovatif dan bermanfaat, demi menciptakan warga binaan yang lebih baik dan produktif.(Rel/JN)